(Tulisan ini saya tulis di bulan Juni 2015, beberapa minggu setelah nonton Film Samin vs Semen. Rencananya bakal dimuat di kolom resensi majalah dan situs Communia. Berhubung redaksi cetak dan mayanya belum kunjung siap, saya pos saja sekarang di blog sendiri. Hitung-hitung turut berdoa bersama Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) setelah “Kendeng, Donga Jejege Adil” diselenggarakan akhir tahun kemarin.)
Film “Samin vs Semen” merupakan sebuah film dokumenter karya Dandhy Laksono, pendiri Watchdoc, yang sempat menghangatkan pelataran wacana maya dan nyata. Film pendek berdurasi 39 menit 26 detik ini menuturkan kisah perlawanan Sedulur Sikep, pengikut ajaran Samin dari Kecamatan Sukolilo, Pati, terhadap grup pabrik semen terbesar Indonesia: Semen Gresik yang kini berganti nama jadi PT. Semen Indonesia (PT.SI). Sebagai catatan, aksi solidaritas perlawanan terhadap aktivitas penambangan karst di Kendeng ini telah dipelopori oleh pengikut Sedulur Sikep bernama Samin Surosentiko sejak jaman perjuangan melawan pemerintah kolonial Belanda. Warga Samin yang hidup di sepanjang pegunungan Karst Kendeng berperan besar dalam kemenangan gugatan penolakan pembangunan pabrik semen di Sukolilo, Pati, 2009 lalu. Setelah Pati, giliran penduduk di sisi lain Kendeng yang terancam sasaran rancang ekspansionis PT.SI, tepatnya di Kecamatan Gunem Rembang. Terhitung sejak 16 Juni 2014, PT. Semen Indonesia berhasil masuk Rembang dan meletakkan batu penjuru pendirian pabrik.
Continue reading “Tentang Selaras Alam dan Pergerakan Perempuan” →